GLUKOSA
Glukosa terbentuk dari karbohidrat dalam
makanan dan disimpan sebagai glikogen dalam hati dan otot rangka. Kadar glukosa
dipengaruhi oleh 3 macam hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas.
Hormon-hormon itu adalah : insulin, glukagon, dan somatostatin.
Glukosa mempunyai sifat mereduksi. Ion cupri direduksi
menjadi cupro dan mengendap dalam bentuk merah bata. Semua larutan sakar yang
mempunyai gugusan aldehid atau keton bebas akan memberikan reaksi positif. Na
sitrat dan Na karbonat (basa yang tidak begitu kuat) berguna untuk mencegah
pengendapan Cu++ . Sukrosa memberikan reaksi negative karena tidak
mempunyai gugusan aktif (aldehid/keton bebas).
Glukosa darah adalah gula yang terdapat dalam darah yang
terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati
dan otot rangka.
Uji benedict adalah uji kimia untuk
mengetahui kandungan gula pereduksi. Gula pereduksi meliputi semua jenis
monosakarida dan beberapa disakarida seperti laktosa dan maltosa. Uji benedict
menggunakan larutan fehling ataupun benedict yang berfungsi memeriksa kehadiran
gula pereduksi dalam suatu cairan.
Larutan benedict yang mengandung
tembaga alkalis akan direduksi oleh gula yang mempunyai gugus aldehida dengan
membentuk kuprooksida yang berwarna hijau, kuning atau merah. Fehling yang
terdiri dari campuran CuSO4 dan asam tartat dan basa, akan
direduksi gula pereduksi sehingga Cu akan menjadi Cu2O yang berwarna
merah bata.
Reaksi benedict sensitive karena larutan sakar dalam jumlah
sedikit menyebabkan perubahan warna dari seluruh larutan, sedikit menyebabkan
perubahan warna dari seluruh larutan, hingga praktis lebih mudah mengenalnya.
Hanya terlihat sedikit endapan pada dasar tabung. Uji benedict lebih peka
karena benedict dapat dipakai untuk menafsir kadar glukosa secara kasar, karena
dengan berbagai kadar glukosa memberikan warna yang berlainan.
Nama Benedict merupakan nama seorang ahli
kimia asal Amerika, Stanley Rossiter Benedict (17 Maret 1884-21 Desember 1936).
Benedict lahir di Cincinnati dan studi di University of Cincinnati. Setahun
kemudian dia pergi ke Yale University untuk mendalami Physiology dan
metabolisme di Department of Physiological Chemistry.
Pada uji Benedict, pereaksi ini akan
bereaksi dengan gugus aldehid, kecuali aldehid dalam gugus aromatik, dan alpha
hidroksi keton. Oleh karena itu, meskipun fruktosa bukanlah gula pereduksi,
namun karena memiliki gugus alpha hidroksi keton, maka fruktosa akan berubah
menjadi glukosa dan mannosa dalam suasana basa dan memberikan hasil positif
dengan pereaksi benedict. Satu liter pereaksi Benedict dapat dibuat dengan
menimbang sebanyak 100 gram sodium carbonate anhydrous, 173 gram sodium
citrate, dan 17.3 gram copper (II) sulphate pentahydrate, kemudian dilarutkan
dengan akuadest sebanyak 1 liter.
Untuk mengetahui adanya monosakarida dan disakarida pereduksi dalam makanan, sample makanan dilarutkan dalam air, dan ditambahkan sedikit pereaksi benedict. Dipanaskan dalam waterbath selamaa 4-10 menit. Selama proses ini larutan akan berubah warna menjadi biru (tanpa adanya glukosa), hijau, kuning, orange, merah dan merah bata atau coklat (kandungan glukosa tinggi). Sukrosa (gula pasir) tidak terdeteksi oleh pereaksi Benedict. Sukrosa mengandung dua monosakrida (fruktosa dan glukosa) yang terikat melalui ikatan glikosidic sedemikian rupa sehingga tidak mengandung gugus aldehid bebas dan alpha hidroksi keton. Sukrosa juga tidak bersifat pereduksi. Uji Benedict dapat dilakukan pada urine untuk mengetahui kandungan glukosa. Urine yang mengandung glukosa dapat menjadi tanda adanya penyakit diabetes. Sekali urine diketahui mengandung gula pereduksi, test lebih jauh mesti dilakukan untuk memastikan jenis gula pereduksi apa yang terdapat dalam urine. Hanya glukosa yang mengindikasikan penyakit diabetes.
Metode-metode
pemeriksaan glukosa darah :
a.
Metode Folin
Prinsip
dari pemeriksaan ini adalah filtrat darah bebas protein dipanaskan dengan
larutan CuSO4 alkali. Endapan CuO yang dibentuk glukosa akan larut dengan penambahan
larutan fosfat molibdat. Larutan ini dibandingkan secara kolorimetri dengan
larutan standart glukosa.
b.
Metode Samogyi-Nelson
Prinsip
dari pemeriksaan ini adalah filtrat mereduksi Cu dalam larutan alkali panas dan
Cu direduksi kembali oleh arseno molibdat membentuk warna ungu kompleks.
c. Ortho
– tholuidin
Prinsipnya
adalah dimana glukosa akan bereaaksi dengan ortho – tholuidin dalam asam acetat
panas membentuk senyawa berwarna hijau. Warna yang terbentuk diukur serapannya
pada panjang gelombang 625 nm.
d.
Glukosa oksidase/peroksidase
Glukosa
oksidase adalah suatu enzim bakteri yang merangsang oksidasi dengan menghasilkan
H2O2. Dengan adanya enzim peroksidase oksigen dari peroksid ini dialihkan ke
acceptor tertentu menghasilkan suatu ikatan berwarna.
PROTEIN
Protein adalah sumber asam amino yang mengandung unsur C,H,O
dan N . Protein sangat penting sebagai sumber asam amino yang digunakan untuk
memnbangun struktur tubuh. Selain itu protein juga bisa digunakan sebagai
sumber energi bila terjadi defisiensi energi dari karbohidrat dan/atau lemak.
Sifat-sifat protein beraneka ragam, dituangkan dalam berbagai sifatnya saat
bereaksi dengan air, beberapa reagen dengan pemanasan serta beberapa perlakuan
lainnya.
Urin
terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea),
garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal
dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses
reabsorpsi. Biasanya, hanya sebagian kecil protein plasma disaring di
glomerulus yang diserap oleh tubulus ginjal dan diekskresikan ke dalam urin.
Normal ekskresi protein biasanya tidak melebihi 150 mg/24 jam atau 10 mg/dl
urin. Lebih dari 10 mg/dl didefinisikan sebagai proteinuria. Adanya protein
dalam urine disebut proteinuria.
Beberapa
keadaan yang dapat menyebabkan proteinuria adalah : penyakit ginjal
(glomerulonefritis, nefropati karena diabetes, pielonefritis, nefrosis lipoid),
demam, hipertensi, multiple myeloma, keracunan kehamilan (pre-eklampsia,
eklampsia), infeksi saluran kemih (urinary tract infection). Proteinuria juga
dapat dijumpai pada orang sehat setelah kerja jasmani, urine yang pekat atau
stress karena emosi.
Urine atau air seni atau air kencing
merupakan cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal kemudian dikeluarkan dari
dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urine diperlukan untuk membuang
molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga
homeostasis cairan tubuh. Urine disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter
menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra. Urine normal biasanya berwarna kuning, berbau khas
jika didiamkan berbau ammoniak, pH berkisar 4,8 – 7,5 dan biasanya 6 atau 7.
Berat jenis urine 1,002 – 1,035. Volume normal perhari 900 – 1400 ml.
Penyaringan darah pada ginjal lalu
terjadilah urine. Darah masuk ginjal melalui pembuluh nadi ginjal. Ketika
berada di dalam membrane glomenulus, zat-zat yang terdapat dalam darah (air,
gula, asam amino dan urea) merembes keluar dari pembuluh darah kemudian masuk
kedalam simpai/kapsul bowman dan menjadi urine primer. Proses ini disebut
filtrasi. Urine primer dari kapsul bowman mengalir melalui saluran-saluran
halus (tubulus kontortokus proksimal). Di saluran-saluran ini zat-zat yang
masih berguna, misalnya gula, akan diserap kembali oleh darah melalui pembuluh
darah yang mengelilingi saluran tersebut sehingga terbentuk urine sekunder.
Proses ini disebut reabsorpsi.
Banyaknya urine yang dikeluarkan dari dalam tubuh seseorang yang normal sekitar 5 liter setiap hari. Faktor yang mempengaruhi pengeluaran urine dari dalam tubuh tergantung dari banyaknya ar yang diminum dan keadaan suhu apabila suhu udara dingin, pembentukan urine meningkat sedangkan jika suhu panas, pembentukan urine sedikit.
Pada saat minum banyak air, kelebihan air akan dibuang melalui ginjal. Oleh karena itu jika banyak minum akan banyak mengeluarkan urine. Warna urine setiap orang berbeda-beda. Warna urine biasanya dipengaruhi oleh jenis makanan yang dimakan, jenis kegiatan atau dapat pula disebabkan oleh penyakit. Namun biasanya warna urine normal berkisar dari warna bening sampai warna kuning pucat.
FUNGSI URINE
1. Untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan
dari dalam tubuh.
2. sebagai penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan mengeluarkan urin berwarna kuning pekat atau cokelat
2. sebagai penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan mengeluarkan urin berwarna kuning pekat atau cokelat
PENGELUARAN URINE
Proses
jalannya pengeluaran urine dalam tubulus kolektivus yang berada dalam ren
diteruskan oleh ureter menuju vessica urinaria menuju urethra dalam alat
kelamin.
1. Pengeluaran urine diatur oleh hormone ADH (Anti Diuretika Hormone).
Bila air minum yang masuk banyak maka pengeluaran hormone ADH akan berkurang, sehingga urine yang dikeluarkan juga banyak.
2. Bila air minum yang masuk sedikit maka pengeluaran hormone ADH akan terpacu menjadi lebih banyak, sehingga urine yang dikeluarkan akan menjadi sedikit. Hal ini terjadi karena penyerapan air terhadap hormone ADH banyak.
1. Pengeluaran urine diatur oleh hormone ADH (Anti Diuretika Hormone).
Bila air minum yang masuk banyak maka pengeluaran hormone ADH akan berkurang, sehingga urine yang dikeluarkan juga banyak.
2. Bila air minum yang masuk sedikit maka pengeluaran hormone ADH akan terpacu menjadi lebih banyak, sehingga urine yang dikeluarkan akan menjadi sedikit. Hal ini terjadi karena penyerapan air terhadap hormone ADH banyak.
KANDUNGAN
DALAM URINE
1.
Air sebanyak 95 %
2.
Urea, asam ureat dan ammonia
3.
Zat warna empedu (Bilirubin dan Biliverdin)
4.
Garam mineral, terutama NaCl (Natrium
Chlorida)
5.
Zat-zat bersifat racun seperti sisa obat
dan hormon.
.
Dikutip dari berbagai sumber
Semoga Bermanfaat ^_^
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar