Kita mungkin mengira, semua lautan di bumi ini bercampur menjadi
satu. Sama asinnya, sama warnanya, dan sama cairnya. Namun ternyata Allah
menciptakan lautan dengan karakteristiknya masing-masing. Dan mereka tidak
bercampur satu dengan lainnya.
Salah satu bukti ada di selat
Gibraltar. Selat Gibraltar adalah lautan sempit yang berada di antara Dratan
Maroko, Afrika dan daratan Spanyol, Eropa. Di selat Gibraltar inilah, terdapat tanda-tanda alam yang menakjubkan,
yaitu pertemuan dua arus laut yang amat berbeda, Laut Mediterania dan Samudra
Atlantik.
Arus
Selat Gibraltar memang sangat besar di bagian bawahnya. Hal ini dikarenakan
perbedaan suhu, kadar garam, dan kerapatan air (density)nya. Air laut di Laut
Tengah (Mediterania) memiliki kerapatan dan kadar garam yang lebih tinggi dari
air laut yang ada di Samudera Atlantik. Menurut sifatnya, air akan bergerak
dari kerapatan tinggi ke daerah dengan kerapatan air yang lebih rendah.
Sehingga arus di selat Gibraltar bergerak ke barat, menuju Samudera Atlantik.
·
Pertanyaan: Lalu apakah air ini akan bercampur dengan air
di Samudera Atlantik?
·
Jawaban: Ternyata ketika air laut dari Laut Tengah
menuju Samudera Atlantik, mereka tidak mencampur. Seakan ada sekat yang
memisahkan kedua jenis air ini. Bahkan batas antara kedua air dari dua buah
laut ini sangat jelas. Air laut dari Samudera Atlantik berwarna biru lebih
cerah. Sedangkan air laut dari Laut Tengah berwarna lebih gelap. Inilah
keajaiban alam. Tidak hanya itu yang aneh dari perilaku dari kedua air laut
ini. Ternyarta, air laut dari laut Tengah yang tidak mau bercampur dengan air
laut dari Samudera Atlantik ini menyusup dibawah air laut yang berasal dari
Samudera Atlantik. Air dari Laut Tengah ini menyusup di bawah air dari Samudera
Atlantik di bawah kedalaman 1000 meter dari permukaan Samudera Atlantik.
·
Pertanyaan: Bagaimana
bisa terjadi?
·
Jawaban: Air laut dari Lautan Atlantik memasuki Laut
Mediterania atau laut Tengah melalui Selat Gibraltar. Keduanya mempunyai
karakteristik yang berbeda. Suhu air berbeda. Kadar garam nya berbeda.
Kerapatan air (density) airpun berbeda. Waktu kedua air itu bertemu di Selat
Gibraltar, karakter air dari masing-masing laut tidak berubah. Dari atas ferry
yang kami naiki, masih bisa terlihat dengan jelas mana air yang berasal dari
Lautan Atlantik, dan mana air yang berasal dari laut tengah atau laut
Mediterania. Kalau dipikir secara logika, pasti bercampur, nyatanya tidak
bercampur. Kedua air laut itu membutuhkan waktu lama untuk bercampur, agar karakteristik
air melebur. Penguapan air yang di Laut Mediterania sangat besar, sedang air
dari sungai yang bermuara di Laut Mediterania berkurang sekali. Itulah sebabnya
air Lautan Atlantik mengalir deras ke Laut Mediterania.
Sifat
lautan ketika bertemu, menurut modern science, tidak bisa bercampur satu sama
lain. Hal ini telah dijelaskan oleh para ahli kelautan. Dikarenakan adanya
perbedaan masa jenis, tegangan permukaan mencegah kedua air dari lautan tidak
becampur satu sama lain, seolah terdapat dinding tipis yang memisahkan mereka.
Air
laut Mediteranian, yang berwarna biru tua, menyusup sampai kedalaman 1000 m
dari permukaan laut, di lautan Atlantik, dan terus masuk sejauh ratusan km di
lautan Atlantik dan tetap tidak berubah karakteristiknya. Subhannallah.
"Dia memberikan dua lautan mengalir yang
keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh
masing-masing. Maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?"
(Ar Rahman : 19 - 21)
"Dan
Dialah yang membiarkan dua laut mengalir, yang satu tawar lagi segar yang
lainnya masin lagi pahit. Dan Dia jadikan di antara keduanya dinding dan batas
yang menghalangi."
(Al Furqan : 53)
Telah ditemukan di perairan yang lebih kecil, seperti
sungai atau danau, sementara air masin ditemukan perairan yang luas yaitu
samudera dan laut. Meskipun lautan yang sangat luas itu dapat saja mengisi
seluruh sungai berair tawar dengan mudah, namun mereka tidak masuk ke perairan
sungai dan kedua perairan itu tidak melintasi sekat di antara mereka. Ikan laut
tidak akan masuk ke sungai dan sebaliknya. Namun untuk contoh ikan salmon, yang
dilahirkan di air tawar lalu menghabiskan sebagian besar di air laut merupakan
sebuah pengecualian, dan merupakan kebesaran Allah SWT.
Penemuan sains modern telah menemukan bahwa di muara
sungai di mana air masin dan air tawar bertemu, situasinya adalah
berbeda berbanding dengan tempat di mana dua lautan bertemu. Saintis telah menemukan
bahwa di antara air tawar dengan air masin di muara sungai terdapat satu zon
pertengahan yang dinamakan zon pycnocline yang mempunyai tahap kemasinan yang
berbeda dimana zon tersebut memisahkan di antara air masin dan air tawar. Fenomena
ini terjadi di beberapa tempat seperti di Mesir, di mana Sungai Nil mengalir ke
Lautan Mediterranean.
Keajaiban-keajaiban Al-Quran ini membuktikan
bahwa Al-Quran adalah wahyu dari Allah. Di sini, adalah kewajiban kita untuk
mempelajari dan mengamalkan perintah-perintah Al-Quran secara seksama. Allah
memerintahkan kita untuk berpegang teguh pada Al-Quran dalam banyak ayat.
Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
“Dan Al-Quran itu adalah kitab yang
Kami turunkan, yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kalian
diberi rahmat.”
(QS Al-An’aam: 155)
Termasuk suatu
peringatan,
“Maka barangsiapa yang
menghendaki, tentulah ia memperhatikannya.”
(QS ‘Abasa: 11-12)
sumber:berbagai sumber
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar